• Minggu, 24 September 2023

Opini: Keikhlasan Rasulullah dan Perempuan Yahudi Tua

- Senin, 14 Agustus 2023 | 14:20 WIB
Musa Asy'arie opini Keikhlasan Rasulullah dan Perempuan Yahudi Tua
Musa Asy'arie opini Keikhlasan Rasulullah dan Perempuan Yahudi Tua

Oleh: Musa Asy'arie, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2010-2014)

SENAYANPOST - Seorang perempuan tua, buta beragama Yahudi tiap hari mencerca Rasulullah di sebuah pojok pasar di Madinah.

Hindun, demikian nama perempuan tua Yahudi itu, menyampaikan cercaannya kepada Rasulullah di hadapan orang yang tiap hari menyuapi makan ke mulutnya.

Muhammad itu bukan Rasululullah. Muhammad itu pembohong. Muhammad itu pengacau yang merusak agama, demikian makian Hindun di depan orang yang dengan lembut menyapanya, lalu memberi makan dan menyuapinya.

Hindun merasa ada manusia baik hati yang tiap hari sangat mempedulikannya. Suatu ketika, Hindun yang buta, merasa ada sesuatu yang aneh pada orang baik yang selalu menyuapi makanan ke mulutnya.

Baca Juga: Manga One Piece Chapter 1090: Kekalahan di Sabaody Hantui Topi Jerami, Luffy Buru-buru Lakukan Hal Ini!

"Wahai orang baik, kenapa suapan kamu padaku berbeda? Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Dulu kamu lembut, kata-katanya halus, dan makanan yang kau taruh di mulutku halus. Kenapa sekarang berubah?," ujar Hindun.

Orang yang menyuapi perempuan tua menjawab. Betul ibu, saya bukan orang yang biasa menyuapi makanan pada ibu. Saya Abu Bakar, teman orang yang biasa menyuapi ibu. Orang yang biasa menyuapi ibu telah meninggal.

Perempuan tua itu terkejut. Ia tampak sedih sekali. Hindun tak akan menemukan lagi orang yang menyuapi makanan kepadanya dengan lembut.

Siapa orang yang menyuapi makanan kepada saya yang meninggal itu? Tanya perempuan Yahudi penasaran. "Dia adalah Muhammad Rasulullah," jawab Abu Bakar.

Baca Juga: Oklin Fia Unggah DM Instagram dari Rizky Billar, Suami Lesty Kejora Langsung Bantah Tak Kenal

Perempuan tua itu langsung menjerit histeris. Ia merasa sangat bersalah karena setiap hari mencaci Muhammad di hadapannya justru ketika Rasul menyuapi makanan terhadap dirinya.

Ia pun langsung berkata kepada Abu Bakar, minta maaf kepada Rasulullah dan menyatakan masuk Islam. Hindun membaca dua kalimat syahadat di depan Abu Bakar.

Apa di balik cerita itu? Kebaikan tidak perlu dikatakan di mana-mana. Sebab kebaikan tidak perlu dipamerkan. Kebaikan akan berbicara dengan sendirinya, Allah yang akan mengungkapkannya.

Halaman:

Editor: Hanggi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Opini: Hukum Positif Telantarkan Orang Tua

Rabu, 20 September 2023 | 03:20 WIB

Opini: Keikhlasan Rasulullah dan Perempuan Yahudi Tua

Senin, 14 Agustus 2023 | 14:20 WIB

Opini: Majlis Taklim Al-Busyro "Membunuh" Wahyu

Kamis, 27 Juli 2023 | 19:21 WIB

Opini: Hijrah dan HAM

Kamis, 20 Juli 2023 | 19:43 WIB

Opini: Salat Subuh

Jumat, 14 Juli 2023 | 12:29 WIB

Cerpen: Cinta Suci Adi

Senin, 10 Juli 2023 | 23:08 WIB

Islam Politik dan Mempermainkan Agama

Sabtu, 8 Juli 2023 | 16:29 WIB

Opini: Idul Adha, Mari Kurbankan Ismail Kita

Kamis, 29 Juni 2023 | 11:34 WIB

Perjuangan Dakwah Islam di Ranah Minang

Minggu, 25 Juni 2023 | 21:06 WIB
X