Oleh: Musa Asy'arie, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2010-2014)
SENAYANPOST - Seorang perempuan tua, buta beragama Yahudi tiap hari mencerca Rasulullah di sebuah pojok pasar di Madinah.
Hindun, demikian nama perempuan tua Yahudi itu, menyampaikan cercaannya kepada Rasulullah di hadapan orang yang tiap hari menyuapi makan ke mulutnya.
Muhammad itu bukan Rasululullah. Muhammad itu pembohong. Muhammad itu pengacau yang merusak agama, demikian makian Hindun di depan orang yang dengan lembut menyapanya, lalu memberi makan dan menyuapinya.
Hindun merasa ada manusia baik hati yang tiap hari sangat mempedulikannya. Suatu ketika, Hindun yang buta, merasa ada sesuatu yang aneh pada orang baik yang selalu menyuapi makanan ke mulutnya.
"Wahai orang baik, kenapa suapan kamu padaku berbeda? Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Dulu kamu lembut, kata-katanya halus, dan makanan yang kau taruh di mulutku halus. Kenapa sekarang berubah?," ujar Hindun.
Orang yang menyuapi perempuan tua menjawab. Betul ibu, saya bukan orang yang biasa menyuapi makanan pada ibu. Saya Abu Bakar, teman orang yang biasa menyuapi ibu. Orang yang biasa menyuapi ibu telah meninggal.
Perempuan tua itu terkejut. Ia tampak sedih sekali. Hindun tak akan menemukan lagi orang yang menyuapi makanan kepadanya dengan lembut.
Siapa orang yang menyuapi makanan kepada saya yang meninggal itu? Tanya perempuan Yahudi penasaran. "Dia adalah Muhammad Rasulullah," jawab Abu Bakar.
Baca Juga: Oklin Fia Unggah DM Instagram dari Rizky Billar, Suami Lesty Kejora Langsung Bantah Tak Kenal
Perempuan tua itu langsung menjerit histeris. Ia merasa sangat bersalah karena setiap hari mencaci Muhammad di hadapannya justru ketika Rasul menyuapi makanan terhadap dirinya.
Ia pun langsung berkata kepada Abu Bakar, minta maaf kepada Rasulullah dan menyatakan masuk Islam. Hindun membaca dua kalimat syahadat di depan Abu Bakar.
Apa di balik cerita itu? Kebaikan tidak perlu dikatakan di mana-mana. Sebab kebaikan tidak perlu dipamerkan. Kebaikan akan berbicara dengan sendirinya, Allah yang akan mengungkapkannya.
Artikel Terkait
Ustaz Nuzul Dzikri: Kiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Dapatkan Malam Lailatul Qadar
Islam Politik dan Mempermainkan Agama
Opini: In Memoriam KH Zamroni Irfan, Santri Modern yang Liberal
Cerpen: Cinta Suci Adi
Opini: Salat Subuh
Opini: Hijrah dan HAM
Opini: Majlis Taklim Al-Busyro "Membunuh" Wahyu