Oleh: Dr. KH Amidhan Shaberah
Ketua MUI 1995-2015, dan Penulis Buku Say No To Drugs
SENAYANPOST - Escobar Indonesia telah dilumpuhkan polisi? Ternyata belum. Hanya anak buahnya yang berhasil dibekuk Polri, tapi kasus Escobar Indonesia tersebut hari-hari ini sedang viral di sosmed.
Fredy Pratama -- gembong narkoba terbesar Indonesia itu -- kata Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Brigadir Jenderal Polisi Mukti Juharsa, mempunyai jaringan yang sangat luas dan rapi dalam perdagangan narkoba.
Tak hanya di Indonesia tapi juga di Asia, Brigjenpol Mukti Juharsa menjuluki Fredy Pratama sebagai Pablo Escobar Indonesia.
Dalam pengejaran buron Fredy Pratama -- konon ia bersembunyi di Thailand -- Polri pun memakai nama sandi Operasi Escobar!.
Julukan tersebut mengingatkan kita pada mafia narkoba paling terkenal di dunia, Pablo Escobar dari Kolumbia, yang mengguncang Amerika Serikat.
Sekitar 80 persen peredaran narkoba di AS berasal dari mafia pimpinan Escobar tadi. Dari perdangan haram itu, Escobar meraup uang 21,9 milyar dolar AS tiap tahun. Sang gangster narkoba itu akhirnya didor polisi AS. Ia tewas 2 Desember 1993.
Mafia narkoba Escobar sangat fenomenal. Polisi dan tentara Kolumbia tidak mampu membekuknya. Jaringan Escobar saat itu menyusup di berbagai lembaga negara Kolumbia -- mulai polisi, politisi, birokrasi, tentara, bahkan istana.
Otoritas Kolumbia saat itu seperti berada di bawah pengaruh Pablo Escobar. Akhirnya, berkat kerjasama antara polisi Kolumbia dan DEA (Drug Enforcement Administration, agen antinarkoba AS) Pablo Escobar berhasil dilumpuhkan.
Fredy memang bukan Escobar. Tapi pola kerjanya nyaris sama. Agennya ada yang menyusup ke Polri. Juga menyusup ke birokrasi pemerintah. Dan hingga hari ini, Fredy masih buron. Hanya anak buahnya yang tertangkap, termasuk salah seorang anggota polisi, AKP Andri Gustami, dari Polda Lampung.
Dari anak buah Fredy tadi, polisi sudah menyita 10,2 ton sabu. Pengedaran narkoba yang dilakukan Fredy bersama jejaringnya, melalui berbagai macam aplikasi internet. Kita bisa membayangkan, berapa puluh ribu anak-anak muda Indonesia rusak mental dan otaknya akibat 10,2 ton sabu tadi.
Fredy adalah WNI asal Kalimantan. Jaringan mafianya tak hanya di Indonesia, tapi juga di Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, bahkan Cina. Untuk mengelabui polisi, Fredy menggunakan nama samaran The Secret, Cassanova, Air Bag, Miming, dan Mojopahit. Ia bagai belut, sangat licin. Sampai hari ini ia masih burun.
Artikel Terkait
Fakta Baru Kematian Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur, Sempat Menerima Satu Panggilan Masuk sebelum Meninggal
Hotman Paris Optimis Teddy Minahasa Tak Dihukum Mati dalam Kasus Narkoba: Saya Juga Udah 40 Tahun Kok
Terseret Kasus Narkoba, Teddy Minahasa Dihukum Seumur Hidup oleh Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Barat
Dody Prawiranegara Divonis 17 Tahun Penjara Gegara Narkoba, Hakim Jon Sarman Ungkap 3 Hal yang Memberatkan
Teddy Minahasa Divonis Penjara Seumur Hidup setelah Terseret Kasus Peredaran Narkoba, JPU Ajukan Banding
Opini: Apakah Megawati Mau Berhubungan Lagi dengan SBY?
Opini: Berwajah Imut tapi Teroris