Opini: Berwajah Imut tapi Teroris

Oleh: Dr. KH. Amidhan Shaberah, Ketua MUI (1995-2015) dan Komnas HAM (2002-2007)

SENAYANPOST - Lihat foto wajah Dananjaya Erbening (DE)? Imut dan inosen 'kan? Tapi ternyata, di balik wajah polosnya, DE (28) adalah teroris sejati.

Tentu saja penampilan DE sehari-hari sangat relijius. Rajin salat dan mengaji, juga ramah terhadap tetangga dan orang lain.

Tapi, di balik itu semua, DE menyimpan segudang rencana fantastik. Ia ingin menghancurkan kepolisian dan tentara Indonesia. Karena kedua institusi ini, Polri dan TNI, adalah musuh utama para teroris.

Sayangnya, sebelum aksi teror DE terlaksana, ia sudah ditangkap Densus 88 Anti-teror dari Polri belum lama ini.

Baca Juga: OPINI: Penggalangan Mantan Teroris; Kisah Pendiri JI dr. Najih Ibrahim

Setelah peristiwa terorisme bom bunuh diri oleh Agus Sujatno (AS), 7 Desember 2022 di markas Polsek Astana Anyar, Bandung, yang mengakibatkan 11 orang luka parah dan dua orang tewas (satu polisi dan teroris bom bunuh diri, AS), 25 Agustus 2023 lalu, Densus 88, menggrebek rumah DE.

Pria yang bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini, ternyata di rumahnya (Perum Pesona Anggrek, Harapan Jaya, Bekasi) menyimpan 18 pucuk senjata api dan 1000 butir peluru. Hari-hari ini DE sedang menunggu "kursi panas" pengadilan.

Setelah diinterogasi Densus 88 ini, DE mengaku 18 senjata dan 1000 peluru tersebut akan dipakai untuk melakukan aksi teror. terhadap Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian RI Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat dan Markas Tentara Nasional Indonesia di Jakarta. Luar biasa beraninya!

Menariknya, pria berwajah imut tersebut berhasil mengumpulkan dana milyaran rupiah, melalui berbagai platform sedekah dan infak di internet.

Baca Juga: Bantu Pelatihan Teroris, Arab Saudi Eksekusi Dua WN Bahrain

Banyak orang menyumbangkan hartanya karena DE menyatakan sedekah dan infak kaum muslimin yang diserahkan ke platformnya akan dipakai untuk membantu fakir miskin dan membangun tempat ibadah.

DE juga mengaku menyebarkan ratusan kotak amal di berbagai tempat keramaian seperti mall, supermarket, dan masjid, untuk mencari dana guna membiayai aksi terornya tadi.

Modus pengumpulan dana model terakhir ini sebetulnya sudah basi. Karena sebelumnya, banyak kelompok teroris melakukan pengumpulan dana dengan kotak amal.

Sebut saja, Para Wijayanto, pimpinan Jamaah Islamiyah (JI), yang ditangkap Densus 88 di Bekasi, 29 Juni 2019 lalu, mengaku berhasil mengumpulkan dana ratusan milyar rupiah dari ribuan kotak amal yang ditempatkan di pusat-pusat keramaian seperti mall, masjid, dan lain-lain.