3 Hari setelah ICC Kirim Surat Penangkapan Vladimir Putin, Rusia Ancam Balik Rudal Hipersonik

SENAYAN POST - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menanggapi surat penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC terhadap Presiden Vladimir Putin.

Terkait Surat Penangkapan Vladimir Putin yang dikeluarkan ICC, Dmitry Medvedev menilai pengadilan kriminal internasional itu tidak memiliki kekuatan yang sebanding.

Lebih lanjut, Dmitry Medvedev tidak takut Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu mengirimkan rudal hipersonik ke ICC di Den Haag.

Baca Juga: Vladimir Putin Undang Xi Jinping ke Moskow usai ICC Keluarkan Surat Penangkapan

"Mereka memutuskan untuk mengadili presiden dari kekuatan nuklir yang bukan pihak ICC karena alasan yang sama seperti AS dan beberapa negara lain," kata Dmitry Medvedev pada 20 Maret 2023, dikutip SenayanPost.com dari TASS.

Surat penangkapan Putin tersebut menurut Medvedev menjadi awal runtuhnya fondasi hukum.

"Tetapi konsekuensi hukum internasional akan menjadi bencana. Ini berarti runtuhnya fondasi, prinsip-prinsip hukum, termasuk dalil hukuman yang tak terhindarkan," lanjutnya.

Baca Juga: Dituding Penjahat Perang oleh ICC, Vladimir Putin Justru Kunjungi Salah Satu Kota di Ukraina Ini

"Tidak seorang pun sekarang akan menjadi beralih ke lembaga internasional. Setiap orang akan membuat kesepakatan di antara mereka sendiri," tambahnya.

Dia mengatakan hakim ICC seharusnya tidak mengangkat tangan mereka untuk melawan kekuatan nuklir besar.

"Saya khawatir, Tuan-tuan, semua orang bertanggung jawab kepada Tuhan dan rudal," terangnya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Surat Penangkapan Vladimir Putin, Nomor Lima Ternyata Tidak Bisa Dilakukan ICC

Menurutnya, sangat mungkin Rusia mengirimkan rudal hipersonik ke kantor ICC yang ada di Den Haag.

"Sangat mungkin untuk membayangkan bagaimana rudal hipersonik Oniks ditembakkan dari kapal perang Rusia di Laut Utara menyerang gedung pengadilan di Den Haag," ujarnya.