Opini: Idul Fitri dalam Perspektif Ekonomi dan Keadilan Sosial

- Sabtu, 22 April 2023 | 14:11 WIB
Ilustrasi Idul Fitri saling bermaaf-maafan. (Sumber: canva/Odua Images)
Ilustrasi Idul Fitri saling bermaaf-maafan. (Sumber: canva/Odua Images)

Oleh: Dr. H.M. Amir Uskara
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI/Ekonom

SENAYAN - Ekonomi awalnya suci, sesuai dengan fitrah manusia. Seperti orang hidup butuh makan dan pakaian, lalu orang bekerja untuk mendapatkannya.

Sesudah kebutuhan itu tercapai, cukup. Kalau hasilnya berlebihan, sisanya diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Ketika Nabi Muhammad hijrah dari Makah ke Madinah, Nabi minta para sahabatnya untuk saling mengasihi sebagaimana layaknya keluarga.

Sahabat Anshar di Madina menjadikan sahabat Muhajirin dari Makah seperti keluarga sendiri, jika sahabat Anshar punya dua baju, satu baju diberikan ke "saudara"nya itu.

Baca Juga: Teori One Piece: Empat Yonko Bakal Pegang Tiga Road Poneglyph yang Sama, Bagaimana Bisa?

Demikian juga uang dan makanan, Nabi Muhammad mengibaratkan orang Anshor dan Muhajirin seperti tubuh.

Jika bagian tubuh tertentu sakit, seperti luka atau bisulen di kaki, maka seluruh tubuh akan merasakan perihnya

Konsep tubuh yang menggambarkan kekeluargaan sahabat Anshar dan Muhajirin itu, kemudian berkembang ketika Nabi Muhammad membangun -- pinjam Dr. Abdul Aziz -- Chiefdom Madinah.

Chiefdom adalah embrio sistem negara modern yang mengusung demokrasi dan hak asasi.

Baca Juga: One Piece: 5 Buah Iblis yang Pas untuk Nami, Ada Mero Mero no Mi hingga Uo Uo no Mi, Model: Seiryuu

Di Chiefdom Madinah, makna umat diperluas; bukan hanya untuk umat Islam, tapi untuk seluruh penduduk Madinah, yang beragama Islam, Kristen, Yahudi, Majusi, bahkan penganut agama lokal yang jumlah banyak sekali.

Di masa inilah, Nabi membangun umat melalui pendidikan politik, ekonomi, hukum dan hak asasi manusia, tentu semuanya atas kesepakatan umat, lalu Muhammad men-drivenya sesuai wahyu Allah.

Semua pasal dan ayat tentang pembangunan umat tersebut, tercatat dalam Piagam Madinah.

Halaman:

Editor: Hanggi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kehilangan Tasbih Hadiah dari Prof. Ali Jum’ah

Minggu, 28 Mei 2023 | 00:23 WIB

Opini: Mencari Tuhan di Ka'bah

Selasa, 9 Mei 2023 | 17:24 WIB

HUT BIN, Dalil Intelijen dalam Al Qur’an

Senin, 8 Mei 2023 | 20:54 WIB

Opini: Doa Sapu Jagad di Raudhah

Senin, 8 Mei 2023 | 06:05 WIB
X