SENAYAN POST - Amerika Serikat dihadapkan situasi sulit di mana Partai Republik dan Presiden Joe Biden belum menemukan kesepakatan terkait plafon utang 31,4 triliun dolar AS atau sekitar Rp463.000 triliun.
Beberapa waktu lalu Presiden Joe Biden bertemu dengan Kevin McCarthy yang juga adalah perwakilan Partai Republik dan melakukan negosiasi terkait plafon utang Amerika Serikat.
Namun hingga kini belum ditemukan kesepakatan antara Presiden Joe Biden dan Kevin McCarthy dan perwakilan lainnya terkait plafon utang yang dimaksud.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Meminta PDIP Berbuat Begini Guna Mengantisipaso Kelemahannya dalam Pemilu 2024
Jika tidak segera diselesaikan, tidak menutup kemungkinan perekonomian negara adidaya tersebut akan goyang.
"Ini adalah hal-hal yang sulit. Ini bukan bagaimana saya mengantisipasi jam dan hari terakhir akan berlalu. Tapi kita sampai pada masalah yang sangat sempit yang harus ditangani," kata Perwakilan Patrick McHenry pada 27 Mei 2023, dikutip SenayanPost.com dari Reuters.
McHenry menambahkan bahwa fokus utama untuk Partai Republik tetap pemotongan pengeluaran.
"Kita tidak bisa sampai di sana jika tidak menangani masalah pelik dengan cara yang masuk akal," tambahnya.
Partai Republik garis keras di Dewan Perwakilan Rakyat telah mengancam akan memblokir RUU apa pun yang tidak memenuhi harapan mereka, termasuk pemotongan belanja yang tajam.
Demokrat Progresif juga mengancam akan menahan dukungan untuk beberapa kompromi yang diajukan, terutama seputar penerapan persyaratan kerja baru pada program anti-kemiskinan federal.
Sementara itu, Presiden Biden optimis bahwa perundingan itu akan menemukan kata sepakat sebelum jatuh tempo.
"Ini sangat dekat dan saya optimis," kata Biden pada Jumat lalu.
Artikel Terkait
Taliban Diajak 'Bukber' Amerika Serikat di Istanbul Turki
Amerika Serikat Protes Raja Salman Karena Undang Presiden Basyar Al Asad
Amerika Serikat Teken Kerja Sama Pertahanan dengan Papua Nugini, Politikus Oposisi Singgung soal China
Amerika Serikat Sebut Rusia Mustahil Menang Atas Ukraina, Moskow Prediksi Bakal Perang Puluhan Tahun
Amerika Serikat Kecam Rusia Gegara Tempatkan Senjata Nuklir Taktis, Moskow: Sebelum Salahkan Orang Lain..