SENAYAN POST - Suara tembakan dan artileri berat bergema di seluruh ibu kota Sudan, Khartoum, untuk hari kedua.
Dokter mengatakan sedikitnya 56 warga sipil Sudan tewas dalam bentrokan antara tentara dan pasukan paramiliter yang kuat di Khartoum.
Pertempuran sengit di Khartoum, Sudan ini sudah berlangsung beberapa hari terakhir ini.
Baca Juga: Attack on Titan: Apakah Historia Reiss dan Christa adalah Orang yang Sama? Begini Penjelasannya
Pertempuran sengit hari Minggu terjadi ketika Amerika Serikat, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menyerukan pihak lawan untuk 'segera mengakhiri permusuhan tanpa prasyarat'.
Para saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa suara tembakan artileri berat melintasi Khartoum, kota tetangga Omdurman dan dekat Bahri berlanjut pada Minggu dini hari, sementara siaran televisi Al Jazeera menunjukkan kepulan asap mengepul di atas ibu kota.
Persatuan Dokter Sudan mengatakan sedikitnya 56 warga sipil tewas dan 595 orang, termasuk pejuang, terluka sejak pertempuran antara militer dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus pada Sabtu.
Baca Juga: Apakah Film Suzume no Tojimari Karya Makoto Shinkai Ada Post Credit Scene?
Kedua belah pihak telah bersaing untuk mendapatkan kekuasaan ketika faksi politik bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan transisi setelah kudeta militer tahun 2021.
Ketegangan berasal dari ketidaksepakatan antara militer, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, tentang bagaimana pasukan paramiliter harus diintegrasikan ke dalam angkatan bersenjata dan otoritas apa yang harus mengawasi proses tersebut.
Hiba Morgan dari Al Jazeera, melaporkan dari Khartoum, mengatakan situasi di ibu kota tetap tegang dengan warga sipil yang terjebak di tengah pertempuran.
Baca Juga: Link Nonton Anime One Piece Episode 1058 Sub Indo: Terlalu Epik! Begini Cara Sanji Kalahkan Queen
"Sepertinya situasinya tidak menurun," katanya pada Sabtu malam sebagaimana dilansir SenayanPost.com dari Al Jazeera.
"Faktanya, tentara telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak akan bernegosiasi dengan Pasukan Dukungan Cepat sampai pasukan itu dibongkar dan pasukan pemberontak ditangani," lanjutnya.
Artikel Terkait
Dokumen Rahasia Bocor, Amerika Serikat Diduga Mata-matai Sekjen PBB Gegara Ini
Iran Ingatkan Hari Internasional Al-Quds Jadi Momentum Dukung Pembebasa Palestina
Israel Larang Pengunjung Yahudi dan Nonmuslim Masuki Kompleks Masjid Al Aqsa hingga Penghujung Ramadhan
Pulihnya Hubungan Iran dan Arab Saudi, Bisa Amankan Kawasan Timur Tengah
FBI Tangkap Pemuda Asal Massachusetts yang Diduga Bocorkan Dokumen Rahasia Militer AS, Ini Tanggapan Joe Biden