SENAYANPOST - Iran dan Arab Saudi sempat memutuskan hubungan sejak 2016 lalu, puncaknya setelah ulama Syiah terkemuka Iran, Sheikh Baqir al-Nimr, dieksekusi oleh Kerajaan Arab.
Namun berkat dijembatani China baru-baru ini, kedua negara itu telah setuju untuk memulihkan hubungannya kembali. Meski harus melewati 7 putaran pembicaraan selama dua tahun terakhir.
Mesranya hubungan antara Iran dan Arab Saudi, diyakini bisa mampu menciptakan keamanan di kawasan Timur Tengah.
Menurut Mahdi Rounagh, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Iran mengatakan, krisis diantara dua negara tersebut telah mencapai kritis selama dua dekade lalu.
Baca Juga: Gempa Guncang Tuban dengan Kekuatan 6,9 dan Dirasakan hingga Cianjur, Begini Kesaksian Warga
Kedua negara sadar bahwa salah satu faktor pemulihan hubungan keduanya, lantaran kondisi yang mengkhawatirkan.
"Kami melihat krisis Timteng sangat luar biasa, hingga kawasan itu tidak dapat membendung lagi krisis barunya, yang hanya akan menciptakan ketidakamanan," bilang Mahdi, di Jakarta.
Lebih lanjut Mahdi menambahkan cara agar kawasan lepas dari krisisnya, makanya Iran dan Arab Saudi harus meningkatkan hubungannya.
Kedepannya hubungan antara Teheran dan Riyadh secara resmi akan dimulai kembali, pasalnya dengan eratnya hubungan antara keduanya akan berpengaruh di Teluk Persia dan Timur Tengah terhadap keamanan.
Baca Juga: Malam Lailatul Qadar Penting Bagi Umat Islam di Bulan Ramadhan, Ternyata Ini Alasannya
Mahdi menjelaskan bahwa dengan eratnya kedua negara tersebut, akan membawa dampak positif untuk mengakhiri krisis yang terus berlarut-larut di kawasan tersebut, khususnya di Yaman dan Suriah.***
Artikel Terkait
Arab Saudi Himbau Jamaah Umroh dan Haji Tidak Bawa Uang Berlebih
Menlu Iran Menelpon Menlu Arab Saudi
Minyak Bukan ‘Konstitusi’ Arab Saudi
Guyon Menlu Arab Saudi, Riyadh ke Teheran Cuma Dua Jam
Iran Ingatkan Hari Internasional Al-Quds Jadi Momentum Dukung Pembebasa Palestina