MEWASPADAI TAFSIR YANG DISUSUPI PEMIKIRAN RADIKAL IKHWANUL MUSLIMIN DAN SALAFISME - BAGIAN II

- Kamis, 25 Mei 2023 | 20:24 WIB
Syaikh Osama Sayid Al Azhari bersama dr. Najih Ibrahim, Pendiri Jama'ah Islamiyah Mesir.
Syaikh Osama Sayid Al Azhari bersama dr. Najih Ibrahim, Pendiri Jama'ah Islamiyah Mesir.

 

 

Muhammad Iqbal Jalil – Ulama Muda Nanggroe Aceh Darussalam

 

Pada masa sekarang, kita melihat banyak bermunculan kitab-kitab tafsir. Di antaranya kitab tafsir al-Imam al-Kabir, Syaikh Mutawally Sya'rawi yang merupakan mufassir terbesar zaman ini, dan kitabnya menjadi pegangan (mu'tamad). Beliau merupakan ulama kontemporer yang paling sukses menyajikan tafsir untuk dapat dikonsumsi oleh umat manusia secara umum.

Majelis-majelis tafsir beliau kemudian ditulis menjadi buku setebal 25 jilid. Di Mesir sudah ada yang berupaya menerjemahkan tafsir beliau dalam bahasa Inggris. Demikian juga kitab tafsir yang bernama At-Tahrir wat Tanwir, karangan Imam Ibnu Asyur dari Tunisia. Ini beberapa contoh kitab tafsir yang dapat dijadikan rujukan, yang telah berupaya menyempurnakan ilmu tafsir dengan cara yang paling sempurna.

Di samping itu, di masa kontemporer terdapat dua jenis tafsir lain yang menjadi problema dan tantangan besar. Salah satunya kitab tafsir yang dikarang oleh mereka yang berafiliasi kepada kelompok radikal. Mereka menjadikan pandangan Ikhwanul Muslimin atau paham radikal Salafiyah terselip secara sembunyi dalam kitab tafsir. Sebagai contoh kitab Fi Zhilal al-Qur’an karangan Sayyid Qutub, dalam 6 jilid yang besar. Begitu juga kitab tafsir surat al-Nur karangan Abu al-A'la al-Maududi.

Syaikh Dr. Usamah Sayyid Al-Azhari akan memberikan contoh tantangan dari dua kitab tafsir tersebut. Sayyid Qutub dalam kitab Fi Zhilalil Quran membangun satu teori yang berujung kepada menafsirkan kaum Muslimin seluruhnya. Ia menyebutkan 6 sebab yang dijadikan sebagai pondasi untuk mengkafirkan kaum Muslimin seluruhnya di permukaan bumi. Kemudian ia belum merasa cukup dengan mengkafirkan seluruh kaum Muslimin, hingga ia ikut mengkafirkan para leluhur yang sudah meninggal dunia. Karena itulah ia mengemukakan suatu teori yang benar-benar sangat aneh. Ia berkata:

الحقيقة المرة التي يجب الجهر بها هي أن هذا الدين قد انقطع عن الوجود قبل قرون

"Kenyataan pahit yang mesti diungkapkan adalah sesungguhnya agama ini telah hilang eksistensinya sejak beberapa abad yang lalu."

 

Maksudnya, menurut Sayyid Qutub, Umat Islam telah menjadi kafir semenjak 500 tahun yang lalu. Padahal umat Islam merupakan umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda;

والله لا أخشى عليكم الشرك من بعدي

"Demi Allah, Aku tidak khawatir Kalian akan syirik setelahku..."

 

Halaman:

Editor: Mushab Muuqoddas

Tags

Terkini

Kehilangan Tasbih Hadiah dari Prof. Ali Jum’ah

Minggu, 28 Mei 2023 | 00:23 WIB

Opini: Mencari Tuhan di Ka'bah

Selasa, 9 Mei 2023 | 17:24 WIB

HUT BIN, Dalil Intelijen dalam Al Qur’an

Senin, 8 Mei 2023 | 20:54 WIB

Opini: Doa Sapu Jagad di Raudhah

Senin, 8 Mei 2023 | 06:05 WIB
X