Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc
Hisyam bin Abdul Malik dikenal sebagai penguasa Bani Umayyah yang paling keras, paling teliti dan paling pelit. Bahkan, putra mahkotanya yaitu Al Walid bin Yazid yang dikenal suka minum minuman keras, diisolasi dan tidak diberi harta kecuali makanan untuk bertahan hidup. Ibnu Khaldun dalam Al ‘Ibar menceritakan bahwa saat Hisyam bin Abdul Malik wafat, Al Walid bin Yazid mengusir semua keluarga Hisyam bin Abdul Malik dari istana, kecuali salah satu anaknya Maslamah bin Hisyam, karena saat diisolasi, sering mengunjungi Al Walid bin Yazid dan memberinya beberapa minuman keras secara sembunyi-sembunyi.
Ibu Hisyam bin Abdul Malik adalah Fathimah binti Hisyam dari Bani Makhzum Quraisy Makkah yang merupakan marga dari Khalid bin Abdul Walid RA dan Umar bin Al Khathab RA (dari jalur ibunya). Salah satu anak Hisyam bin Abdul Malik adalah Mu’awiyah bin Hisyam yang merupakan ayah dari Abdurrahman Ad Dakhil, anggota Bani Umayyah yang melanjutkan kekuasaan Bani Umayyah dengan nama jabatan yaitu wali (gubernur).
Imam As Suyuthi menceritakan bahwa ketelitian Hisyam bin Abdul Malik ketika mengambil gaji sebesar 40 dinar setiap bulan, harus disaksikan oleh 40 saksi dari Diwan Al Kharraj dan ditulis dalam pernyataan tertulis, setiap bulannya. Hal ini untuk memberikan contoh agar tidak terjadi korupsi di dalam pemerintahan. Isu korupsi yang menyerang Bani Umayyah dimanfaatkan oleh musuh-musuh Bani Umayyah baik dari Syiah, Khawarij atau Bani Abbas.
Kembalinya pejabat-pejabat korup sepeninggal Umar bin Abdul Aziz merupakan alasan terjadinya berbagai pemberontakan dengan dalih menegakkan kebenaran sesuai Al Qur’an dan As Sunnah seperti di Kufah yang dikepalai oleh Zaid bin Ali Zainul Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib RA, yang terprovokasi dengan seruan penduduk Kufah, akan tetapi saat di medan pertempuran meninggalkannya seperti meninggalkan kakeknya Al Husian bin Ali bin Abi Thalib RA. Zaid bin Ali Zainul Abidin RA merupakan salah satu ulama yang mujtahid yang turut mengkoreksi kesalahan aliran Ilmu Kalam menyimpang seperi Qadariyah dan Murjiah.
Selain itu, mulai muncul gerakan Bani Abbas yang dimotori oleh Abu Muslim di Khurasan secara rahasia. Gerakan ini awalnya didukung oleh Syiah karena menggunakan nama Bani Hasyim, sehingga Syiah menyerahkan infak wajib (khumus/ seperlima harta) kepada gerakan Bani Abbas untuk mendanai pergerakannya.
Pada masa Hisyam bin Abdul Malik, dibangun kubah perak di Masjid Al Aqsha setelah Abdul Malik bin Marwan membangun masjid Qubah Emas di Al Quds Palestina. Selain itu, stempel Hisyam bin Abdul Malik bertuliskan “Al Hukmu lil Hakami Al Hakim” yang menandakan bahwa Hisyam bin Abdul Malik merupakan orang yang benar-benar taat pada aturan yang ada.
Sepeninggal Hisyam bin Abdul Malik yang memimpin hampir 20 tahun, para penguasa Bani Umayyah merupakan figur yang lemah kecuali, Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Al Hakam yang dijuluki Al Himar karena kuat berperang walaupun kemudian kalah oleh Bani Abbas. Perangai Al Walid bin Yazid yang gemar mabuk dan bergaya glamour memberikan alasan bagi rakyat untuk tidak mendukungnya, bahkan menggulingkan dan menumbangkan kekuasaan Bani Umayyah.