SENAYANPOST- Tewasnya pemimpin Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) Abu Al Husain Al Husaini Al Hasyimi pada April 2023 lalu, merupakan keuntungan tersendiri bagi Haiah Tahrir Syam (HTS) yang berafiliasi dengan Al Qaeda yang menguasai provinsi Idlib, barat daya Suriah.
Hisyam An Najjar, mantan juru bicara Partai Bina wa Tanmiyah sayap politik Jamaah Islamiyah Mesir, menjelaskan bahwa HTS berusaha mengambil keuntungan dengan terlibat dalam menewaskan pemimpin ISIS Abu Al Husain Al Husaini Al Hasyimi dan membawa jasadnya ke Turki, serta menangkap jubir ISIS Abu Umar Al Muhajir serta berberapa pengikut ISIS, termasuk belasan perempuan ISIS.
“HTS yang merupakan sayap Al Qaeda yang mengklaim membentuk Pemerintah Penyelamat Nasional Suriah di Idlib, berperan penting dalam memberantas terorisme,” jelasnya kepada Senayan Post pada Kamis, 10 Agustus 2023 dini hari.
Dijelaskannya, HTS merupakan proxy Turki yang menguasai bagian utara kawasan Idlib, bagian barat daya Suriah, yang merupakan kawasan perbatasan Suriah-Turki. Idlib merupakan pintu masuk milisi-milisi bersenjata ke Suriah sejak tahun 2011.
“HTS merupakan proxy Turki yang juga digunakan sebagai alat Turki bargaining tidak hanya dengan Pemerintah Suriah, akan tetapi juga dengan suku-suku Kurdi di Suriah dan Irak. Termasuk dengan Syrian Democratic Army (SDA) yang merupakan proxy Amerika Serikat,” tegasnya.
Amerika Serikat dalam mengamankan kepentingannya di Suriah menggunakan strategi Sabuk Pengikat Suku-Suku Arab Suriah yang membentuk Syrian Democratic Army dengan pusat kekuatannya di provinsi Hakasah dan Dier Al Zaour, bekas kekuasaan ISIS.
“SDA berkali-kali membantah adanya pejabat tinggi militer AS yang berada di Dier Al Zour dengan dalih mengamankan para tawanan ISIS di camp Al Hol,” tambahnya.
Diketahui, ISIS mengangkat jubir baru yaitu Abu Huzaifah Al Anshari yang mengumumkan diangkatnya Abu Hafs Al Hasyimi sebagai pemimpin baru menggantikan Abu Al Husain Al Husaini Al Hasyimi. Abu Hafs Al Hasyimi merupakan khalifah kelima ISIS. (Muqoddas)