Tiket Pesawat Terbang Diprediksi akan Naik

- Rabu, 8 Maret 2023 | 23:13 WIB
Ilustrasi seorang pramugari yang berada dalam kabin pesawat terbang. (pexels.com/Pew Nguyen)
Ilustrasi seorang pramugari yang berada dalam kabin pesawat terbang. (pexels.com/Pew Nguyen)

SENAYANPOST - Tiket pesawat terbang direncanakan akan mengalami kenaikan, hal itu dilatarbelakangi pemerintah bersama Indonesia National Air Carriers Association (INACA), yang tengah membahas perubahan tarif batas atss angkutan udara.

Hal tersebut membuat Menparekraf Sandiaga Uno bereaksi, terhadap isu kensikan harga di tengah pariwisata yang mulai bangkit.

"Saya baru bicara dengan Airasia, Lion Grup dan beberapa maskapai terkait ha ini. Ini adalah masa-masa sulit karena kita ingin tambah jumlah penerbangan namun ada beberapa kendala yaitu biaya operasional yang tinggi, avtur, dan juga keterbatasan jumlah pesawat," ungkap Sandiaga dikutip Senayan Post, Rabu 8 Maret 2023.

Selanjutnya, Sandiaga menyambut baik jika memang kenaikan harga pesawat membantu semua pihak menghadapi masa-masa sulit.

Baca Juga: Syarat Naik Pesawat Setelah Ada Aplikasi SatuSehat

Dia berharap juga kolaborasi maskapai dengan pemerintah untuk menambah bangku penerbangan hingga harga tiket bisa diturunkan.

"Kami sangat menyambut baik jika INACA dengan kekuatan yang ada bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk menambah jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi sehingga tarif yang dibebankan kepada masyarakat itu bisa diturunkan. Karena itu yang menjadi keluhan masyarakat yaitu tarif penerbangan yang masih mahal," beber Sandiaga.

Sementara itu, Denon Prawiraatmadja menjelaskan saat ini prosesnya baru dalam tahap pembicaraan bersama Direktorat Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Denon menjelaskan, pada saat pandemi COVID-19 tahun lalu pemerintah menerapkan kebijakan penyesuaian alias kenaikan tarif pesawat melalui tuslah (biaya tambahan) bahan bakar alias fuel surcharge. Namun, seharusnya kebijakan tersebut hanya berlaku selama 3 bulan sehingga harus segera dilakukan penyesuaian kembali.

Denon memproyeksikan penyesuaian ini akan menghasilkan kenaikan harga. Apalagi bila melihat potensi penurunan suplai avtur di masa mendatang.

"Dengan penurunan area eksplorasinya fosil fuel karena banyak pengusaha yang mulai double concern dekarbonisasi ini. Supalinya maka akan menurun, mekanisme pasar kan kalau suplai menurun ya harganya jadi naik. Jadi saya pikir ini harus menjadi concer bagaimana kita menyikapinya ke depan," kata Denon.

"Artinya saya nggak tahu bakal turun atau naik, tapi kalau melihat mekanisme pasar dengan suplai berkurang biasanya harganya jadi naik," pungkas Denon.***

Editor: Hanggi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Opini: Bung Karno, Tito, dan Ekonomi Pancasila

Selasa, 6 Juni 2023 | 10:14 WIB
X