Tari dan Musik, Kesenian Suci dalam Peradaban Mesir Kuno

- Kamis, 25 Mei 2023 | 21:44 WIB
Relief Mesir Kuno. Sumber : Al Arab London
Relief Mesir Kuno. Sumber : Al Arab London

SENAYANPOST- Gunung Al Qurna di bagian barat kota Luxor, di bagian selatan Mesir, menyimpan sejumlah bukti peradaban kuno Bangsa Mesir.

Valley of The Kings menjadi salah satu destinasi wisata di Luxor yang ramai dikunjungi wisatawan asing. Mereka hanya ingin melihat bentuk makam-makam para pharaoh dari masa New Kingdoms.

Sejarah Bangsa Mesir dimulai sejak penyatuan wilayah utara dan wilayah selatan oleh Jenderal Mena, pendiri Old Kingdoms yang makam para pharaoh masa itu berbentuk piramid.

Masa Old Kingdom pecah akibat perpecahan dan pemerintahan tidak lagi tersentralisasi. Masa ini kemudian dinamakan Middle Kingdom. Puluhan tahun kemudian muncul Bangsa Hexos menguasai kawasan utara Mesir. Para pharaoh menyingkir ke selatan, hingga 200 tahun kemudian Bangsa Mesir berhasil mengusir Bangsa Hexos.

Era New Kingdoms muncul hingga pada era Ramses sampai kedatangan Alexander The Great. Penguasa dari Wangsa Plotemy terakhir adalah Cleopatra yang gugur dengan terhormat melawan Romawi.

Mesir kemudian di bawah kendali Romawi, juga berubah dari Paganisme ke Kristen, hingga kedatangan pasukan Arab Islam yang dipimpin oleh Amr bin Ash RA.

Kajian Egyptology yang dimulai setelah ekspansi Napoleon ke Mesir akibat penemuan Araseta Stone, kemudian mengungkap kekayaan arkeologi di Mesir.

Dinasti Alawiyah, yang didirikan Muhammad Ali Pasha, membuka diri kepada dunia luar untuk mengungkapkan peninggalan-peninggalan arkeologi dan kebudayaan Peradaban Mesir Kuno.

Berbagai peninggalan arkeologi mulai terungkap. Dari badan Spinks hingga Valley of The Kings dan kuil-kuil lainnya yang terbentang dari kota Alexandria hingga ke Abu Simbel, perbatasan Mesir-Sudan.

Dari kuil-kuil tersebut, terdapat relief-relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat Mesir Kuno yang kaya akan nilai budaya dan seni, termasuk di antaranya musik.

Walau kesulitan untuk menggambarkan ucapan lisan bagaimana Bahasa Mesir Kuno, terdapat sejumlah relief yang menggambarkan penggunaan alat-alat musik yang beragam menandakan bahwa Bangsa Mesir Kuno menggunakan musik untuk kegiatan keagamaan yang sakral.

Peneliti asal Mesir, Khalid Syauqi Ali Al Basyuni, dalam studinya yang dirilis oleh situs berita Al Arab London pada Kamis, 25 Mei 2023, mengungkapkan bahwa Bangsa Mesir menganggap ilmu musik dan ilmu tari sebagai ilmu yang suci.

Baik Peradaban Mesir Kuno, atau Yunani dan Romawi, berpendapat bahwa Dewa Ozoris adalah sumber dari kecerdasan yang darinya kemudian muncul ilmu pengetahuan, seni, filsafat, hukum dan agama, serta pencipta musik. Adapun anaknya, Dewa Hors disebut sebagai dewa syair dan nada.

Para Pharaoh telah menetapkan bahwa para penari untuk istana dan kuil-kuil harus seorang perempuan, dan kemampuan mereka harus teruji, sebelum tampil. Penampilan para penari itu tidak hanya di istana dan kuil, akan tetapi juga di kapal-kapal milik para bangsawan yang berlayar di atas Sungai Nil, dan dapat menjadi hiburan bagi rakyat. (Muqoddas).

Halaman:

Editor: Mushab Muuqoddas

Tags

Terkini

X